AndiWibowo, Afif. Persepsi Masyarakat Terhadap Mitos Air Tiga Rasa Di Lingkungan Makam Sunan Muria Kabupaten Kudus. Skripsi : Universita Negeri Semarang, fak. Ilmu Sosial, 2011. Indah Halimatus. dkk. Ki Buyut Tirem dan 14 Cerita Rakyat Banten. Serang: Belistra. 2014. Wawancara pribadi dengan pengunjung Imam Syafi'i pada tanggal 06 kiyudi Konsultan Supranatural, Pengobatan Non Medis, Jasa Supranatural, Pemerhati Fenomena, Hp/wa: 0816 1830 337 Ki Buyut Sayar - Situs Batu Gilang - Dan Makam Ki Mas Dawa. Ketiganya merupakan bukti sejarah bahwa di karang asem ada peradaban yang perlu diungkap oleh generasi saat ini, itu semua perlu literasi sejarah dari generasi sekarang "tegas Ridho. Kami berterima kasih kepada Hj, Ria Ratu Maryana wakil ketua DPRD Kota Serang, Hj wida ampiany wakil UpacaraZiarah di Taman Makam Pahlawan / Makam Pahlawan Nasional, tanggal 10 November 2019 jam 08.00 waktu setempat. Pesan Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara : Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat) Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan) (Semboyan yang diajarkan saat MakamKi Buyut Santri berlokasi di Kampung Keramat Kole, Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan, Banten.. Peziarah memadati makam itu menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.. Area pemakaman itu terletak di permukiman warga. Baca juga: Kunjungi Kampung Agrinex di Pandeglang, Menparekraf: Ini Konsep Wisata Baru Terbuka dan Religius Baca juga: Cerita Warga Berwisata Religi di Banten, Satu DiVideo Kali Ini Team Shoteng Mencoba Mencari Tahu Misteri Tentang Adannya Makam Kibuyut Santri yang berada di Pesawahan Dekat Dengan Pesisir Pantai Rembat HiIF. Makam Ki Buyut Urang Gambar Akhmad Fauzi Jika Anda pernah berkunjung ke daerah Pamayahan di Indramayu tentu Anda akan mengetahui ada makam yang masyarakat sekitar menamakannya Kibuyut Urang. Bagaimana ceritanya sampai diberi nama Kibuyut Urang mari kita ulas ceritanya. Pada zaman dahulu ada seorang pangeran yang bernama Ki Gedeng Pasir, dia menuntut ilmu kepada Pangeran Cirebon selama tiga tahun. Pada suatu hari Ki Gedeng Pasir disuruh membersihkan pekarangan oleh Pangeran Cirebon. Ki Gedeng Pasir akhirnya membersihkan pekarangan, tetapi bukan hanya rumput yang dibersihkan dia juga mencabut tanaman pisang yang ada di pekarangan tersebut sehingga Pangeran Cirebon marah. Dan kemarahannya tersebut dilampiaskan kepada Ki Gedeng Pasir dan meminta menanam pisang kembali. Keesokan harinya tanaman pisang tersebut tumbuh kembali, melihat hal tersebut sang Pangeran Cirebon berkesimpulan bahwa muridnya itu bukan orang sembarangan. Lama kelamaan Ki Gedeng Pasir mempercayainya dan disuruhlah dia pindah ke sebelah barat dengan membawa isteri Pangeran Cirebon yang kedua yang sangat dicintainya itu. “Pergilah secepatnya pada hari ini juga, pesanku seandainya dalam perjalanan nanti terjerembab maka berilah nama tempat itu Depok, dan berhati-hatilah terhadap isteri saya ini karena sedang mengandung tiga bulan, perempuan ini bakal melahirkan seorang puteri turunan ratu”. Demikian ungkap Pangeran Cirebon kepada Ki Gedeng Pasir. “Baiklah pangeran” jawab Ki Gedeng Pasir, beberapa hari kemudian isteri kedua pangeran Cirebon tersebut melahirkan bayi tetapi bukan perempuan melainkan seorang laki-laki. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Anak tersebut sangat suka makan dan pandai berbicara hingga akhirnya dia menanyakan sesuatu kepada ibunya. “Ibu mengapa saya diberi makan ini-ini saja” kata anaknya, dan ibunya langsung menjawaba “Nang istilah untuk anak laki-laki karena yang memberi makan bukan ayahmu, tapi Ki Gedeng Pasir. Ayahmu adalah Pangeran Cirebon”. Mendengar penjelasan tersebut anaknya langsung pergi tapi tidak tahu tujuannya hingga akhirnya dia sampai ke hutan. Di tengah hutan tersebut anak tersebut bertemu dengan Raja Sumedang, kemudian sang Raja menanyakan asal-usul anak tersebut. Dia menjawab “Duh Gusti aku adalah anak hutan tidak punya ayah dan ibu, dan tidak mempunyai nama” demikian jawab anak tersebut. Raja pun berkata “saya mau mengurus kamu asal kamu mau mengambil dugan kelapa muda, tetapi tidak boleh menggunakan alat dan memanjat pohon”. Mendengar jawaban tersebut, sang anak menangis sambil mengusap-usap pohon kelapa tersebut. Tiba-tiba pohon kelapa tersebut berubah menjadi pendek lalu dia memetik dugan tersebut dan diberikan kepada sang Raja. Tetapi apa yang terjadi dia malah diusir sang Raja Sumedang tersebut. Sang anak pergi sambil menangis sepanjang jalan karena sedihnya hingga akhirnya sampai ke desa Beawak Pinggir Kali Cimanuk. Melihat sungai itu anak tadi ingin bunuh diri dengan cara terjun ke sungai. Beberapa hari kemudian anak yang ingin bunuh diri tersebut sampai ke desa Pamayahan, Indramayu. Kebetulan waktu itu ada Lebe pemuka agama di desa yang ingin mengambil air wudhu untuk sholat. Tiba-tiba dia melihat anak laki-laki yang hanyut di sungai maka ia pun mengangkat anak tersebut. Beruntung dia masih hidup dan kemudian dia ditanya nama dan anak siapa oleh lebe. Anak tersebut menjawab tidak punya ayah dan ibu, lagi pula belum punya nama. Kemudian sang Lebe memberi nama Urang karena diperolehnya dari Sungai. Lama kelamaan anak tersebut tumbuh besar, dan Ki Lebe bermaksud menikahkan Urang dengan anaknya. Keduanya akhirnya menikah dan Urang sudah menjadi menantu Ki Lebe. Pada suatu hari si Urang disuruh mengambil air, tetapi perbuatan si Urang aneh sekali, dia mengangkat air bukan dengan kaleng tetapi dengan keranjang. Kemampuan tersebut membuatnya dikagumi banyak orang, hingga seluruh kampung membicarakan si Urang. Hingga berita tersebut sampai pada pak Naib Penghulu. Mendengar berita itu pak Naib berpendapat bahwa Urang itu bukan orang sembarangan. Kemudian menasehati Lebe supaya tidak lagi menyuruh si Urang. Dari perkawinan si Urang dengan anak Lebe tersebut dia memiliki dua orang anak yang laki-laki bernama Bagus Rangin dan yang perempuan diangkat menantu oleh orang Sumber. Setelah menikah dia akan mengirim makanan ke ibunya yang ada di Pamayahan. Di tengah perjalanan ada yang mencegatnya dan perempuan tersebut akhirnya dibunuh. Karena tempat dia akan Tetapi sebelum meninggal di berpegangan pada akar yang kuat maka dia berpesan bahwa berilah nama tempat ini Lajer. Maka itulah yang menyebabkan asal-usul nama Desa Lajer di kecamatan Tukdana. Saat jenazahnya diusung dari sanggul pengatennya semua bunganya berjatuhan maka daerah tempat bunga yang berjatuhan tersebut diberi nama Wanasari Wana artinya Hutan, dari Sari artinya Wangi dari bunga. Maka di wilayah Indramayu ada desa bernama Wanasari di kecamatan Bangodua. Karena suaminya juga terluka dan beberapa bagian tubuhnya patah maka dia akhirnya dia tak kuasa dan terjatuh juga dan dia berpesan bahwa suatu hari nanti desa tempat dimana ia terjatuh diberi nama Gadel. Desa Gadel terletak di Kecamatan Tukdana Indramayu. Hingga suatu hari, Pangeran Cirebon mendengar kabar bahwa keturunannya ada di Pamayahan bahkan sudah memiliki anak, ia mengutus anak buahnya untuk membunuh Bagus Rangin di Pamayahan. Sedangkan kepalanya harus dibawa ke Cirebon. Mendengar kabar tersebut, Si Urang ketakutan dan menyuruh Bagus Rangin untuk pergi ke sebelah barat Pamayahan. Kalau ada kebon Ceplik Kebun Cabe Rawit berhentilah dan bertapalah di tempat itu. Kemudian tempat itu dikenal dengan nama Melanggangan. Balai Desa Larangan Kecamatan Lohbener Indramayu Dok. Didno Di tempat itulah Bagus Rangin bertemu dengan utusan dari Cirebon, utusan tersebut mengatakan bahwa dirinya diutus Pangeran Cirebon untuk membunuh Bagus Rangin. Karena sedihnya dia kemudian meneteskan air mata. Maka dia berpesan bahwa tegalan ini diberi nama Larangan. Maka sekarang ada Desa Larangan kecamatan Lohbener. Lalu Bagus Rangin dipotong kepalanya oleh utusan dari Cirebon tersebut, dan kepalanya dibawa untuk diberikan kepada Pangeran Cirebon. Setibanya di Cirebon kepala Bagus Rangin tersebut berubah menjadi batang pisang. Sebelum Bagus Rangin meninggal dia berpesan supaya dikuburkan di Pamayahan dan tempat itu diminta diberi nama Ki Buyut Urang. Hingga saat ini Ki Buyut Urang masih ramai dikunjungi oleh peziarah dan diperingati setiap tanggal 12 bulan Maulud. Cerita ini dikutip dari buku Sejarah Indramayu Karya H. A. Dasuki. Masyarakat Berziarah di Makam Keramat Ki Buyut Jenggot. Minggu 31/7. Foto - Advertisement - KOTA TANGERANG, – Ratusan warga Kota Tangerang berbondong – bondong mendatangi makam Ki Buyut Jenggot atau Tubagus Rajasuta bin Sultan Ageng Tirtayasa yang berlokasi di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, Banten. Minggu 31/7/2022. Pasalnya, warga meminta makam keramat wali Allah tersebut tidak dipindahkan oleh pihak pengembang dalam hal ini Lippo Group. Sebab, diketahui lokasi Makam Ki Buyut Jenggot tersebut rencananya akan dijadikan lokasi perumahan yang sedang dibangun oleh PT Villa Permata Cibodas. - Advertisement - Hal tersebut menimbulkan banyak reaksi negatif dari masyarakat Kota Tangerang, terlebih masyarakat Banten pada umumnya. Keramat Buyut Jenggot Apalagi, makam yang berada di wilayah tersebut sudah menjadi bagian dari peninggalan sejarah perjuangan para ulama di Banten. Khairul Azmi Abbas, salah seorang tokoh agama di Kota Tangerang mengatakan terkait makam ki Buyut Jenggot atau Tubagus Rajasuta bin Sultan Ageng Tirtayasa, masyarakat dengan keras menolak dipindahkannya ke lokasi manapun oleh pengembang. “Pergerakan ini merupakan sebuah reaksi atas upaya PT Villa Permata Cibodas atau Lippo Grup yang ingin memindahkan makam wali Allah ini. Sehingga pada hari kamis 2 minggu lalu berkumpulah tim 9 di areal makam yang kemudian mendapatkan kuasa dari masyarakat dilingkungan sehingga kita bisa leluasa untuk melakukan gerakan ini,” jelasnya. Kata Azmi dalam pergerakan ini masyarakat atau tim 9 menuntut 4 poin besar. Pertama, upaya administratif agar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengeluarkan pernyataan makam tersebut sebagai cagar budaya ataupun situs yang ada dilingkungan Kota Tangerang. “Yang ke 2 tim advokasi yang seharusnya bisa mengawal kita menemani kita terkait hal-hal yang boleh dilakukan secara hukum dan hal-hal yang dianggap melanggar hukum, sehingga kita tidak terjebak ataupun terkena jebakan masuk ke ranah itu,” jelasnya. Kemudian, lanjut dia, tim 9 juga melakukan advokasi terhadap masyarakat yang ada dilingkungan makam. “Karena mereka menjadi ujung tombak perjuangan, cuma jika tidak ada yang mengawal tidak ada yang mengadvokasi khawatir nya akan mudah digembosi atau terjadi adu domba diantara masyarakat sendiri,” sebutnya. Azmi mengaku pergerakan yang dilakukan oleh para ulama ini merupakan agitasi dukungan dukungan moral sehingga mendorong seluruh jamaah untuk ikut memperhatikan sehingga punya niat untuk menjaga merawat, dan melestarikan apa yang menjadi bagian sejarah panjang Kesultanan Banten itu. “Poin itulah yang sebenarnya kita kawal, harapannya pemerintah Kota Tangerang bisa mengeluarkan surat terkait cagar budaya ini. Lalu yang kedua Lippo Karawaci menjadikan tempat ini sebagai Fasos fasum yang diserahkan ke Pemerintah Kota Tangerang,” ujarnya. Ulama, Aktivis dan Pemuda Pasang Badan MENOLAK !! Warga Menolak Penggusuran Rencana Penggusuran Makam Buyut Jenggot pun menuai banyak kecaman dari berbagai kalangan baik itu tokoh masyarakat, tokoh agama, aktivis hingga pemuda dan mahasiswa Diketahui di lokasi tersebut PT. Villa Permata Cibodas rencananya akan membangun 573 unit rumah termasuk diarea makam yang dikeramatkan masyarakat itu. Aktivis Kota Tangerang Saipul Basri akrab disapa Marsel mengatakan, makam kramat Buyut Jenggot merupakan warisan warga Banten yang harusnya dijaga dan dilestarikan sebagai peninggalan sejarah masa lalu. Pemerintah harusnya menjadikan makam Ki Buyut Jenggot sebagai cagar budaya yang ada di Kota Tangerang. Sebagai bentuk penolakan, dirinya bersama tim akan pasang badan hingga titik darah penghabisan memperjuangkan makam agar tidak digusur ataupun pindahkan dari lokasinya saat ini. “Tegas kami menolak upaya pemindahan makam Kramat ini, seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, hingga kaum muda intelektual mahasiswa, red dengan tegas akan melawan,” ujarnya. Menurutnya, pengembang silakan saja berinvestasi dan membangun usahanya di Kota Tangerang tetapi tentunya harus sesuai aturan yang berlaku. - Advertisement -